Assalamu'alaikum Wr. Wb.
hai ikhwahfillah, kami ada postingan baru nih, dibaca yaaa...
semoga bermanfaat ^^
”Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Alnahl [16]: 18).
Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya.
Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.
Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah:
Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.
Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdulillah, maka baginya 30 kebaikan.”
Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Aldhuha [93]: 11).
Rabu, 01 Juni 2011
Senin, 09 Mei 2011
Sekali Lagi Keutamaan Sholat
Assalammualaikum wr.wb
Haii ikhwahfillah, wah pasti suka bosen kalo postingannya masalah sholat, baca dulu nih postingannya karena bermanfaat banget, ayoo dalami lagi pengetahuan tentang keutamaan sholat. J
Menjelang shubuh, Khalifah Umar bin Khathab berkeliling kota membangunkan kaum Muslimin untuk shalat shubuh. Ketika waktu shalat tiba, dia sendiri yang mengatur shaf-shaf shalat dan mengimami para jamaah.
Pada shubuh itu tragedi besar dalam sejarah terjadi. Saat Khalifah mengucapkan takbiratul ikhram, tiba-tiba seorang lelaki bernama Abu Lu'luah menikamkan sebilah pisau ke bahu, pinggang, dan ke bawah pusar beliau. Darahpun menyembur. Namun, Khalifah yang berjuluk "Singa Padang Pasir" ini tidak bergeming dari kekhusyukannya memimpin shalat.
Padahal waktu shalat masih bisa ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Sekuat apa pun Umar, akhirnya ia ambruk juga. Walau demikian, beliau masih sempat memerintahkan Abdurrahman bin 'Auf untuk menggantikannya sebagai imam.
Beberapa saat setelah ditikam, kesadaran dan ketidaksadaran silih berganti mendatangi Khalifah Umar bin Khathab. Para sahabat yang mengelilinginya demikian cemas akan keselamatan Khalifah. Salah seorang di antara mereka berkata, "Kalau beliau masih hidup, tidak ada yang bisa menyadarkannya selain kata-kata shalat!" Lalu yang hadir serentak berkata, "Shalat wahai Amirul Mukminin. Shalat telah hampir dilaksanakan."
Beliau langsung tersadar, "Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam Islam bagi yang meninggalkan shalat." Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Subhanallah!
Kisah ini diambil dari buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT karya Dr Quraish Shihab (Lentera Hati, 2002). Ada teladan menarik yang diperlihatkan Umar bin Khathab dalam kisah ini, yaitu kecintaan dan perhatian beliau terhadap shalat.
Baginya, tiada yang terindah dalam hidup selain menghadap Allah SWT. Dunia begitu kecil di hadapannya. Kenikmatan berkomunikasi dengan Dzat yang Maha Mencinta, mampu mengalahkan sakitnya tusukan pisau yang tajam. Tak heran bila demi sekali shalat (di masjid dan berjamaah), Umar pun rela menukarnya dengan harta yang ia miliki.
Ada sebuah kisah berkait dengan hal ini. Suatu hari Umar mengunjungi kebunnya. Ia begitu menikmati kicauan burung yang beterbangan di antara pepohonan. Saking asiknya, ia harus ketinggalan rakaat pertama saat berjamaah di masjid. Umar begitu menyesal, hingga ia menghibahkan kebun yang telah melalaikannya tersebut pada baitul mal milik negara.
=>Anugerah Allah dalam shalat
Shalat adalah keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah SAW dan umatnya. Demikian istimewanya, hingga proses turunnya perintah shalat diawali dengan peristiwa Isra' Mi'raj. Allah SWT langsung "mengundang" Rasulullah SAW ke langit.
Nilai strategis dan keistimewaan shalat sudah tidak terbantahkan lagi. Shalat adalah amalan pertama yang diwajibkan atas Rasulullah SAW. Shalat adalah tiang yang menyangga bangunan Islam. Shalat adalah pembeda atau pemisah antara seorang Muslim dan kafir. Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Shalat adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Shalat adalah penggugur dosa-dosa. Shalat adalah kunci kesuksesan seorang hamba. Shalat adalah sarana pengundang datangnya pertolongan Allah. Shalat pun menjadi saat istimewa bagi seorang hamba, karena ia bisa berhadapan langsung dengan Rabb-nya.
Penelitian ilmiah pun menunjukkan bahwa shalat memiliki segudang manfaat dari sudut kesehatan. Termasuk kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan, juga menangkal datangnya penyakit-penyakit fisik, selain tentunya menangkal penyakit rohani.
Saat seorang hamba menunaikan shalat, dan shalatnya dilakukan dengan khusyuk dan tuma'ninah, ia pun berpeluang mendapatkan pengalaman rohani tertinggi (peak experience) dan bangkitnya kesadaran yang lebih tinggi (altered states of conciousness). Tidak berlebihan bila shalat dikatakan sebagai mi'raj-nya orang beriman.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku; maka sembahlah Aku dan dirikan shalat untuk mengingatku." (QS Thaha [20]: 14)
Melihat kenyataan ini, seharusnya kita memaknai shalat bukan sebagai beban, tapi sebagai kebutuhan. Layaknya kita membutuhkan air, udara, atau makanan, seperti itulah shalat dibutuhkan.
Shalat tepat waktu adalah keutamaan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tanda bahwa seseorang telah menjadikan shalat sebagai kebutuhan adalah keistikamahannya dalam memburu shalat secara ontime. Keutamaannya akan berlipat apabila dilakukan di masjid dan berjamaah. Keutamaan ini akan berlipat lagi tatkala kita mempersiapkan diri sebelum melaksanakannya dengan menunggu sebelum adzan berkumandang.
Mengapa menunggu shalat menjadi sebuah keutamaan? Ada empat alasan.
Pertama, menunggu shalat adalah bukti kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagai analogi, seseorang yang sedang dimabuk cinta akan senantiasa merindukan perjumpaan dengan yang dicintainya. Tatkala ada janji bertemu, ia akan berusaha untuk tidak terlambat. Begitu pula saat kita merindukan Allah, kita akan selalu menunggu berjumpa dengan-Nya dan akan selalu menunggu perjumpaan itu.
Kedua, menunggu waktu shalat akan membuka kesempatan bagi kita untuk melakukan banyak kebaikan lainnya, seperti membaca Alquran, i'tikaf, berdzikir, membereskan tempat shalat, dan lainnya. Satu kebaikan biasanya akan mengundang kebaikan lainnya.
Ketiga, saat menunggu shalat kemungkinan bermaksiat menjadi sangat kecil.
Keempat, saat menunggu shalat kita akan berusaha menjaga kebersihan diri dan hati. Bukankah salah satu syarat sahnya shalat adalah bersih badan dan tempat shalat dari najis?
Karena itu, Rasulullah SAW menjanjikan bahwa seseorang dikategorikan sedang shalat, tatkala ia meniatkan diri menunggu datangnya waktu shalat. Bahkan, saat itu para malaikat terus melantunkan doa agar kita dirahmati Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya salah seorang di antara kalian (terhitung) di dalam shalat selama tertahan oleh shalat sedang para malaikat mendoakan mereka: 'Ya Allah, ampunilah dia; ya Allah rahmati dia, selama dia tidak berdiri dari tempat shalatnya atau ber-hadats (batal wudhunya)." (HR Bukhari).
Hadis ini akan lebih aplikatif dan bernilai sosial andai tengat waktu menunggu tersebut makna dan cakupannya diperluas. Pemaknaannya tidak sekadar menunggu shalat di masjid, tapi menempatkan semua aktivitas hidup dalam skup menunggu datangnya waktu shalat. Hidup kita, hakikatnya, adalah perpindahan dari satu shalat ke shalat lainnya.
Alangkah indahnya bila kita mampu mengubah paradigma berpikir bahwa kerja kita, sekolah kita, tidur kita, rekreasi kita; pendeknya semua aktivitas hidup kita, adalah "aktivitas sampingan" dari shalat. Bila paradigma berpikir ini digunakan, maka tak akan sekali pun kita melalaikan kumandang adzan, karena itulah kerja utama kita.
Yang tak kalah penting, semua aktivitas kita di luar ritual shalat, insya Allah akan makin berkualitas karena dilandasi nilai dzikir, nilai amal ma'ruf nahyi munkar, dan keinginan menjaga kebersihan diri. Boleh jadi, semua aktivitas kita akan bernilai shalat, karena kita meniatkannya sebagai aktivitas menanti perjumpaan dengan Allah SWT. Dan itulah yang telah dilakukan Rasulullah SAW, Khalifah Umar bin Khathab, dan para sahabat lainnya. Wallahu a'lam bish-shawab.
Pada shubuh itu tragedi besar dalam sejarah terjadi. Saat Khalifah mengucapkan takbiratul ikhram, tiba-tiba seorang lelaki bernama Abu Lu'luah menikamkan sebilah pisau ke bahu, pinggang, dan ke bawah pusar beliau. Darahpun menyembur. Namun, Khalifah yang berjuluk "Singa Padang Pasir" ini tidak bergeming dari kekhusyukannya memimpin shalat.
Padahal waktu shalat masih bisa ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Sekuat apa pun Umar, akhirnya ia ambruk juga. Walau demikian, beliau masih sempat memerintahkan Abdurrahman bin 'Auf untuk menggantikannya sebagai imam.
Beberapa saat setelah ditikam, kesadaran dan ketidaksadaran silih berganti mendatangi Khalifah Umar bin Khathab. Para sahabat yang mengelilinginya demikian cemas akan keselamatan Khalifah. Salah seorang di antara mereka berkata, "Kalau beliau masih hidup, tidak ada yang bisa menyadarkannya selain kata-kata shalat!" Lalu yang hadir serentak berkata, "Shalat wahai Amirul Mukminin. Shalat telah hampir dilaksanakan."
Beliau langsung tersadar, "Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam Islam bagi yang meninggalkan shalat." Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Subhanallah!
Kisah ini diambil dari buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT karya Dr Quraish Shihab (Lentera Hati, 2002). Ada teladan menarik yang diperlihatkan Umar bin Khathab dalam kisah ini, yaitu kecintaan dan perhatian beliau terhadap shalat.
Baginya, tiada yang terindah dalam hidup selain menghadap Allah SWT. Dunia begitu kecil di hadapannya. Kenikmatan berkomunikasi dengan Dzat yang Maha Mencinta, mampu mengalahkan sakitnya tusukan pisau yang tajam. Tak heran bila demi sekali shalat (di masjid dan berjamaah), Umar pun rela menukarnya dengan harta yang ia miliki.
Ada sebuah kisah berkait dengan hal ini. Suatu hari Umar mengunjungi kebunnya. Ia begitu menikmati kicauan burung yang beterbangan di antara pepohonan. Saking asiknya, ia harus ketinggalan rakaat pertama saat berjamaah di masjid. Umar begitu menyesal, hingga ia menghibahkan kebun yang telah melalaikannya tersebut pada baitul mal milik negara.
=>Anugerah Allah dalam shalat
Shalat adalah keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah SAW dan umatnya. Demikian istimewanya, hingga proses turunnya perintah shalat diawali dengan peristiwa Isra' Mi'raj. Allah SWT langsung "mengundang" Rasulullah SAW ke langit.
Nilai strategis dan keistimewaan shalat sudah tidak terbantahkan lagi. Shalat adalah amalan pertama yang diwajibkan atas Rasulullah SAW. Shalat adalah tiang yang menyangga bangunan Islam. Shalat adalah pembeda atau pemisah antara seorang Muslim dan kafir. Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Shalat adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Shalat adalah penggugur dosa-dosa. Shalat adalah kunci kesuksesan seorang hamba. Shalat adalah sarana pengundang datangnya pertolongan Allah. Shalat pun menjadi saat istimewa bagi seorang hamba, karena ia bisa berhadapan langsung dengan Rabb-nya.
Penelitian ilmiah pun menunjukkan bahwa shalat memiliki segudang manfaat dari sudut kesehatan. Termasuk kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan, juga menangkal datangnya penyakit-penyakit fisik, selain tentunya menangkal penyakit rohani.
Saat seorang hamba menunaikan shalat, dan shalatnya dilakukan dengan khusyuk dan tuma'ninah, ia pun berpeluang mendapatkan pengalaman rohani tertinggi (peak experience) dan bangkitnya kesadaran yang lebih tinggi (altered states of conciousness). Tidak berlebihan bila shalat dikatakan sebagai mi'raj-nya orang beriman.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku; maka sembahlah Aku dan dirikan shalat untuk mengingatku." (QS Thaha [20]: 14)
Melihat kenyataan ini, seharusnya kita memaknai shalat bukan sebagai beban, tapi sebagai kebutuhan. Layaknya kita membutuhkan air, udara, atau makanan, seperti itulah shalat dibutuhkan.
Shalat tepat waktu adalah keutamaan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tanda bahwa seseorang telah menjadikan shalat sebagai kebutuhan adalah keistikamahannya dalam memburu shalat secara ontime. Keutamaannya akan berlipat apabila dilakukan di masjid dan berjamaah. Keutamaan ini akan berlipat lagi tatkala kita mempersiapkan diri sebelum melaksanakannya dengan menunggu sebelum adzan berkumandang.
Mengapa menunggu shalat menjadi sebuah keutamaan? Ada empat alasan.
Pertama, menunggu shalat adalah bukti kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagai analogi, seseorang yang sedang dimabuk cinta akan senantiasa merindukan perjumpaan dengan yang dicintainya. Tatkala ada janji bertemu, ia akan berusaha untuk tidak terlambat. Begitu pula saat kita merindukan Allah, kita akan selalu menunggu berjumpa dengan-Nya dan akan selalu menunggu perjumpaan itu.
Kedua, menunggu waktu shalat akan membuka kesempatan bagi kita untuk melakukan banyak kebaikan lainnya, seperti membaca Alquran, i'tikaf, berdzikir, membereskan tempat shalat, dan lainnya. Satu kebaikan biasanya akan mengundang kebaikan lainnya.
Ketiga, saat menunggu shalat kemungkinan bermaksiat menjadi sangat kecil.
Keempat, saat menunggu shalat kita akan berusaha menjaga kebersihan diri dan hati. Bukankah salah satu syarat sahnya shalat adalah bersih badan dan tempat shalat dari najis?
Karena itu, Rasulullah SAW menjanjikan bahwa seseorang dikategorikan sedang shalat, tatkala ia meniatkan diri menunggu datangnya waktu shalat. Bahkan, saat itu para malaikat terus melantunkan doa agar kita dirahmati Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya salah seorang di antara kalian (terhitung) di dalam shalat selama tertahan oleh shalat sedang para malaikat mendoakan mereka: 'Ya Allah, ampunilah dia; ya Allah rahmati dia, selama dia tidak berdiri dari tempat shalatnya atau ber-hadats (batal wudhunya)." (HR Bukhari).
Hadis ini akan lebih aplikatif dan bernilai sosial andai tengat waktu menunggu tersebut makna dan cakupannya diperluas. Pemaknaannya tidak sekadar menunggu shalat di masjid, tapi menempatkan semua aktivitas hidup dalam skup menunggu datangnya waktu shalat. Hidup kita, hakikatnya, adalah perpindahan dari satu shalat ke shalat lainnya.
Alangkah indahnya bila kita mampu mengubah paradigma berpikir bahwa kerja kita, sekolah kita, tidur kita, rekreasi kita; pendeknya semua aktivitas hidup kita, adalah "aktivitas sampingan" dari shalat. Bila paradigma berpikir ini digunakan, maka tak akan sekali pun kita melalaikan kumandang adzan, karena itulah kerja utama kita.
Yang tak kalah penting, semua aktivitas kita di luar ritual shalat, insya Allah akan makin berkualitas karena dilandasi nilai dzikir, nilai amal ma'ruf nahyi munkar, dan keinginan menjaga kebersihan diri. Boleh jadi, semua aktivitas kita akan bernilai shalat, karena kita meniatkannya sebagai aktivitas menanti perjumpaan dengan Allah SWT. Dan itulah yang telah dilakukan Rasulullah SAW, Khalifah Umar bin Khathab, dan para sahabat lainnya. Wallahu a'lam bish-shawab.
semoga bermanfaat yaa..
jumpa lagi di postingan berikutnya.. ^^
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jika Doa Anda Belum juga Dikabulkan
Assalammualaikum wr.wb
Wahh judulnya menarik ni, hmmm ayo siapa yang suka kesel kalo doannya belum dikabulkan? Eitts jangan kesel dulu atau ngedumel dan berhenti doa, baca dulu ni artikelnya diyakin bisa nambah pengetahuan tentang doa-doa kita. J
Doa
Tidaklah seseorang berdoa kepada Allah SWT kecuali Allah akan mendatangkan kepadanya satu dari tiga perkara:
1. Allah akan mengabulkan permintaannya dengan segera; atau
2. Allah akan memberikan kepadanya kebaikan sebagai mana yang diminta; atau
3. Allah akan menghindarkan dirinya dari kejahatan yang seimbang dengan kebaikan yang ia minta.
Hal yang perlu kita camkan adalah bahwa kebaikan yang diberikan Allah kepada kita, bukanlah berarti dengan mengijabah atau mengabulkan dengan segera setiap permohonan kita. Hal itu disebabkan beberapa hal berikut ini:
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, Allah telah menghilangkan bala darimu sedang kamu tidak mengetahuinya. Bencana yang akan menimpamu menjadi tertolak oleh doamu sehingga kau selamat dari bencana itu. Karenanya, pujilah Allah atas keselamatanmu dari bencana dan bersyukurlah kepada-Nya.
Bisa jadi, doamu memang belum dikabulkan oleh Allah. Akan tetapi, mungkin hal itu karena Allah mengetahui bahwa jumlah kebaikanmu tidak akan sanggup menyelamatkanmu di hari kiamat. Oleh karena itu, Allah menunda pahala doa tersebut untuk hari akhirat. Sebab apabila dikabulkan di dunia, maka di hari kiamat kelak engkau akan kehilangan pahala doamu. Karena itu, maka yakinilah bahwa apabila doamu belum dikabulkan di dunia, maka di akhirat engkau akan mendapatkan apa yang pernah engkau pinta dalam doamu di dunia.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, hal itu karena Allah mengetahui bahwa yang terbaik bagimu adalah dengan tidak memenuhi apa yang engkau pinta. Sebab Dia lah satu-satunya yang sangat mengetahui hal-hal yang gaib. Karenanya, yakinlah bahwa Allah Mahatahu tentang apa yang bermanfaat dan baik untukmu.
Jika yang engkau pinta adalah harta, bisa jadi harta itu akan merusakmu.
Jika yang engkau pinta adalah anak, bisa jadi ia akan menjadi anak durhaka yang akan menyusahkanmu.
Jika yang engkau pinta adalah pangkat, bisa jadi pangkat itu justru akan membuka jalan kejahatan untukmu.
Perhatikanlah! Betapa sering kebahagiaan justru terdapat dalam perkara yang tidak disenangi; berapa sering pada sesuatu yang menyakitkan itu terdapat sesuatu yang disukai. Hanya Allah yang pasti tahu akan semua itu.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Sebab, mungkin rezeki yang engkau peroleh adalah dengan jalan haram dan nafsu telah bersemayam dalam hatimu. Sehingga doamu belum dikabulkan agar engkau berbenah diri daripada berbagai kesalahan dan melepaskan diri dari berbagai maksiat.
Bisa jadi, Allah belum mengabulkan doamu karena Allah ingin menyambung kembali benang keimanan yang telah putus dalam hatimu. Allah ingin engkau kembali kepada-Nya hingga Allah mendengar ratapanmu di waktu fajar dan melihat tetesan air matamu. Dosa-dosa tidak akan hilang kecuali diguyur dengan air mata kesedihan dan penyesalan atas apa yang telah dilakukan.
Penjelasan di atas sama dengan apa yang secara ringkas disampaikan oleh Ibnu Athoillah di dalam ucapannya, “Belum dikabulkannya suatu doa janganlah sampai membuatmu berputus asa. Allah telah menjamin akan mengabulkan doa dengan apa yang dipilihkannya untukmu, bukan dengan apa yang engkau pilih. Dan Allah memberinya pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”
Sumber : murobbisukses.com
semoga bermanfaat yaa.. jumpa lagi di postingan berikutnya.. ^^
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidaklah seseorang berdoa kepada Allah SWT kecuali Allah akan mendatangkan kepadanya satu dari tiga perkara:
1. Allah akan mengabulkan permintaannya dengan segera; atau
2. Allah akan memberikan kepadanya kebaikan sebagai mana yang diminta; atau
3. Allah akan menghindarkan dirinya dari kejahatan yang seimbang dengan kebaikan yang ia minta.
Hal yang perlu kita camkan adalah bahwa kebaikan yang diberikan Allah kepada kita, bukanlah berarti dengan mengijabah atau mengabulkan dengan segera setiap permohonan kita. Hal itu disebabkan beberapa hal berikut ini:
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, Allah telah menghilangkan bala darimu sedang kamu tidak mengetahuinya. Bencana yang akan menimpamu menjadi tertolak oleh doamu sehingga kau selamat dari bencana itu. Karenanya, pujilah Allah atas keselamatanmu dari bencana dan bersyukurlah kepada-Nya.
Bisa jadi, doamu memang belum dikabulkan oleh Allah. Akan tetapi, mungkin hal itu karena Allah mengetahui bahwa jumlah kebaikanmu tidak akan sanggup menyelamatkanmu di hari kiamat. Oleh karena itu, Allah menunda pahala doa tersebut untuk hari akhirat. Sebab apabila dikabulkan di dunia, maka di hari kiamat kelak engkau akan kehilangan pahala doamu. Karena itu, maka yakinilah bahwa apabila doamu belum dikabulkan di dunia, maka di akhirat engkau akan mendapatkan apa yang pernah engkau pinta dalam doamu di dunia.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, hal itu karena Allah mengetahui bahwa yang terbaik bagimu adalah dengan tidak memenuhi apa yang engkau pinta. Sebab Dia lah satu-satunya yang sangat mengetahui hal-hal yang gaib. Karenanya, yakinlah bahwa Allah Mahatahu tentang apa yang bermanfaat dan baik untukmu.
Jika yang engkau pinta adalah harta, bisa jadi harta itu akan merusakmu.
Jika yang engkau pinta adalah anak, bisa jadi ia akan menjadi anak durhaka yang akan menyusahkanmu.
Jika yang engkau pinta adalah pangkat, bisa jadi pangkat itu justru akan membuka jalan kejahatan untukmu.
Perhatikanlah! Betapa sering kebahagiaan justru terdapat dalam perkara yang tidak disenangi; berapa sering pada sesuatu yang menyakitkan itu terdapat sesuatu yang disukai. Hanya Allah yang pasti tahu akan semua itu.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Sebab, mungkin rezeki yang engkau peroleh adalah dengan jalan haram dan nafsu telah bersemayam dalam hatimu. Sehingga doamu belum dikabulkan agar engkau berbenah diri daripada berbagai kesalahan dan melepaskan diri dari berbagai maksiat.
Bisa jadi, Allah belum mengabulkan doamu karena Allah ingin menyambung kembali benang keimanan yang telah putus dalam hatimu. Allah ingin engkau kembali kepada-Nya hingga Allah mendengar ratapanmu di waktu fajar dan melihat tetesan air matamu. Dosa-dosa tidak akan hilang kecuali diguyur dengan air mata kesedihan dan penyesalan atas apa yang telah dilakukan.
Penjelasan di atas sama dengan apa yang secara ringkas disampaikan oleh Ibnu Athoillah di dalam ucapannya, “Belum dikabulkannya suatu doa janganlah sampai membuatmu berputus asa. Allah telah menjamin akan mengabulkan doa dengan apa yang dipilihkannya untukmu, bukan dengan apa yang engkau pilih. Dan Allah memberinya pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”
Sumber : murobbisukses.com
Sahabat
Sahabat
Dalam berjuang kita butuh sahabat
yang akan menguatkan bahu-bahu kita
menutupi aib-aib kita
dan berjuang dengan ikhlas bersama
Namun boleh jadi
ditengah perjalanan, seringkali kita dipertemukan dengan masalah
yang menyapa bahkan mengganggu keharmonisan persahabatan
Tapi yakinlah, bahwa itulah seni persahabatan
dinamika kehidupan yang membuat kita lebih dewasa
lebih bijak menyikapi perbedaan
lebih tegar mengarungi badai kehidupan
Dari sana kita dapat banyak hikmah
bagaimana menjadi sahabat yang saling percaya
saling memahami dan saling berbagi
Layaknya bongkahan emas yang tiada berbentuk,
Dengan tempaanlah ia semakin indah,
mengkilap dan berharga
itulah perumpaan persahabatan
jika persahabatan yang dibangun
hanya karena Allah
maka pertemuan pun berkah
dan berpisah pun begitu indah
Mengapa?
karena persahabatan kita dilandasi atas dasar cinta pada Allah
Barangsiapa yang saling mencintai karena Allah
maka Allah akan memberikan naungan di padang Mahsyar,
saat tiada lagi naungan selain naungan dariNya
Hadiah dari Ayah
Assalammualaikum wr.wb
Wah ada cerita renungan bagus ni, baca yuk! Semoga bermanfaat ya J
Seorang pemuda sebentar lagi akan di-wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payah-nya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobilsport, Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Buku yang bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan Buku ini untukku?"
Lalu dia membanting Buku itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang.
Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.
Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.
Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Buku itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu.
Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Buku itu dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Buku itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Dan kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, bagaimana Bapa-mu yang di sorga akan memberikan apa yang kamu minta kepada-Nya?"
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Buku itu. Dia memungutnya, ....
sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Buku itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.
Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........
repost from : http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=180700
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobilsport, Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Buku yang bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan Buku ini untukku?"
Lalu dia membanting Buku itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang.
Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.
Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.
Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Buku itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu.
Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Buku itu dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Buku itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Dan kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, bagaimana Bapa-mu yang di sorga akan memberikan apa yang kamu minta kepada-Nya?"
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Buku itu. Dia memungutnya, ....
sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Buku itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.
Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........
repost from : http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=180700
semoga bermanfaat yaa..
jumpa lagi di postingan berikutnya.. ^^
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
la tahzan !
assalamu'alaikum
kawan buat yang lagi sedih, cocok banget buat baca artikel yang satu ini..
yang lagi gak sedih, baca juga ya, itung-itung nge-update pengetahuan hehehe ^^
cemoga bermanfaat !
1. Jangan bersedih… jika tidak ada seorangpun yang mau membantumu
Hmmm ketika banyak orang meminta pertolongan… seringkali… telinga-telinga tidak mendengar… hati membeku…tangan-tangan enggan terulur… mata tak lagi ada sorot kasih dan mulutpun lebih mudah menghujat.
Apakah kita harus menyerah????
Mungkin … memang ini adalah JalanNYA… mengajarkan kita untuk menahan diri tidak mengemis.. mencegah adanya pandangan hina terusap diwajah… Lalu… apakah kita harus bersedih???? Allah berniat mengasihi kita… dengan caraNYA… DIA mengajarkan hanya bergantung padaNYA, mengajarkan kesabaran yang panjang atas sebuah harapan dan memerintahkan kita untuk terus berdoa… meningkatkan keimanan kita.
2.Jangan bersedih jika Dizalimi, Dilecehkan atau diHina orang lain
Islam mengajarkan untuk tidak mendendam dan membalas perlakuan yang tidak pada tempatnya pada kita, kenapa????? Hal itu akan merendahkan dan meletakkan posisi kita sama dengan orang-orang tersebut. Lalu… apakah kita harus diam??? Ada banyak cara untuk menyalurkan kemarahan… dari membalas dengan kebaikan… hingga melakukan marah yang ma’ruf…, yang tidak marah kepada orangnya tetapi marah pada perbuatannya. sehingga orang tersebut dapat tersadar… Tergantung mana yang akan kita pilih…
kawan buat yang lagi sedih, cocok banget buat baca artikel yang satu ini..
yang lagi gak sedih, baca juga ya, itung-itung nge-update pengetahuan hehehe ^^
cemoga bermanfaat !
1. Jangan bersedih… jika tidak ada seorangpun yang mau membantumu
Hmmm ketika banyak orang meminta pertolongan… seringkali… telinga-telinga tidak mendengar… hati membeku…tangan-tangan enggan terulur… mata tak lagi ada sorot kasih dan mulutpun lebih mudah menghujat.
Apakah kita harus menyerah????
Mungkin … memang ini adalah JalanNYA… mengajarkan kita untuk menahan diri tidak mengemis.. mencegah adanya pandangan hina terusap diwajah… Lalu… apakah kita harus bersedih???? Allah berniat mengasihi kita… dengan caraNYA… DIA mengajarkan hanya bergantung padaNYA, mengajarkan kesabaran yang panjang atas sebuah harapan dan memerintahkan kita untuk terus berdoa… meningkatkan keimanan kita.
2.Jangan bersedih jika Dizalimi, Dilecehkan atau diHina orang lain
Islam mengajarkan untuk tidak mendendam dan membalas perlakuan yang tidak pada tempatnya pada kita, kenapa????? Hal itu akan merendahkan dan meletakkan posisi kita sama dengan orang-orang tersebut. Lalu… apakah kita harus diam??? Ada banyak cara untuk menyalurkan kemarahan… dari membalas dengan kebaikan… hingga melakukan marah yang ma’ruf…, yang tidak marah kepada orangnya tetapi marah pada perbuatannya. sehingga orang tersebut dapat tersadar… Tergantung mana yang akan kita pilih…
3. Jangan bersedih, Jika berhadapan dengan Masalah
Karena masalah menjadikan kita kuat… Masalah menjadikan kita dewasa… Masalah menjadikan kita makin beriman… Masalah akan menjadi sumber pahala, jika kita mampu mendampingi orang yang terkena masalah. Dan… dengan kita hanya menyibukkan diri melihat suatu masalah… dari sisi kesulitannya… kita tidak akan pernah bisa keluar dari masalah itu…. bahkan akan makin terpuruk dan terkurung.
Bila mungkin ada luka Coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa Coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti
Bila mungkin hidup hampa dirasa
Mungkinkah hati merindukan Dia
Karena hanya dengan-Nya hati tenang
Damai jiwa dan raga
“Dan Jangan kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” QS Yusuf (12) : 87
Karena masalah menjadikan kita kuat… Masalah menjadikan kita dewasa… Masalah menjadikan kita makin beriman… Masalah akan menjadi sumber pahala, jika kita mampu mendampingi orang yang terkena masalah. Dan… dengan kita hanya menyibukkan diri melihat suatu masalah… dari sisi kesulitannya… kita tidak akan pernah bisa keluar dari masalah itu…. bahkan akan makin terpuruk dan terkurung.
Bila mungkin ada luka Coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa Coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti
Bila mungkin hidup hampa dirasa
Mungkinkah hati merindukan Dia
Karena hanya dengan-Nya hati tenang
Damai jiwa dan raga
“Dan Jangan kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” QS Yusuf (12) : 87
renungan satu menit
assalamu'alaikum
kawan merenung sejenak yuuk, simak cerita di bawah ini
prok prok prok.. tepuk tangannya jangan lupa doong hehe ^^
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’.
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi sbb :
1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya ‘keajaiban itu’. Sang guru berkata,’Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya’.
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, ‘Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ itu adalah :
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai
Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya ‘keajaiban’. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘biasa’.
“Banyak diantara kita yang melupakan nikmat dan kebesaran yang telah Allah tunjukkan pada kita. Namun yang lebih sering kita kagumi adalah kemewahan dunia ‘ciptaan’ manusia. “
kawan merenung sejenak yuuk, simak cerita di bawah ini
prok prok prok.. tepuk tangannya jangan lupa doong hehe ^^
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’.
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi sbb :
1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya ‘keajaiban itu’. Sang guru berkata,’Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya’.
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, ‘Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ itu adalah :
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai
Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya ‘keajaiban’. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘biasa’.
“Banyak diantara kita yang melupakan nikmat dan kebesaran yang telah Allah tunjukkan pada kita. Namun yang lebih sering kita kagumi adalah kemewahan dunia ‘ciptaan’ manusia. “
Langganan:
Postingan (Atom)